Toxic Productivity: Penyebab, Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya

Toxic Productivity: Penyebab, Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya

Modernisasi dan kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap kehidupan, terutama untuk masyarakat perkotaan yang selalu ingin meningkatkan produktivitasnya. Tanpa disadari produktivitas yang berlebihan atau terlalu ekstrem justru membawa dampak buruk. Hal ini disebut dengan toxic productivity.

Pengertian Toxic Productivity

Toxic productivity adalah nama lain dari “workaholic” atau gila kerja. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan keinginan tidak sehat untuk terus bekerja setiap saat.

Orang yang mengalami toxic productivity merasa harus selalu bekerja lebih keras, baik di tempat kerja atau saat ada di rumah.

Orang yang mengidap gangguan mental ini tidak akan merasa puas atau cukup meski pekerjaan atau proyeknya sudah selesai. Mereka cenderung merasa bersalah karena tidak bisa mengerjakan dengan lebih baik atau lebih banyak.

Ciri-ciri Toxic Productivity

Seseorang yang mengidap toxic productivity akan lebih fokus terhadap apa yang belum ia capai atau kerjakan daripada apa yang sudah berhasil ia lakukan.

Bekerja bisa mendatangkan kepuasan, saat bekerja tubuh akan memproduksi hormon dopamine yang bisa memicu perasaan bahagia.

Jika tidak dikontrol dengan baik, bisa menyebabkan kecanduan kerja. Supaya tidak terjebak dalam gangguan ini, yuk kenali apa ciri-cirinya:

Memaksakan diri untuk terus bekerja

Orang yang terjebak dalam kondisi ini biasanya akan memacu dirinya untuk terus bekerja hingga bisa mengganggu kehidupan sosial dan pribadinya.

Memiliki ekspektasi tidak realistis

Seseorang yang memiliki ekspektasi tidak realistis dan terlalu berlebihan biasanya akan bekerja terus menerus untuk mencapai tujuannya hingga memforsir dirinya sendiri.

Kurang tidur dan merasa bersalah jika beristirahat

Pikiran untuk terus bekerja akan selalu menghantui bahkan ketika mau tidur sekalipun, akhirnya ia akan terjaga dan meneruskan pekerjaannya, sebelum jatuh sakit hingga tak bisa bangun, biasanya mereka tidak akan berhenti bekerja.

Muncul rasa bersalah saat bersantai

Setelah bekerja keras selama beberapa waktu, ketika mereka sedang istirahat atau bersantai akan muncul perasaan bersalah karena sudah membuang-buang waktu.

Tidak pernah merasa puas

Orang gila kerja tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang sudah ia capai. Jika berhasil mencapai satu target maka ia akan menargetkan lagi proyek yang lebih besar. Kebahagiaan bagi mereka adalah ketika berhasil, dan ketika gagal tak sedikit dari mereka yang mengalami depresi hingga berujung bunuh diri.

Penyebab Toxic Productivity

Toxic productivity bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut:

  • Ketatnya persaingan di dunia kerja
  • Iri dengan keberhasilan orang lain
  • Tidak pernah merasa bersyukur kepada Tuhan atas nikmat dan karunia yang diberikan
  • Selalu melihat kesuksesan orang lain sebagai tolak ukur diri sendiri

Cara Mengatasi Toxic Productivity

Setelah sadar jika sedang mengalami hal ini, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk meredakannya:

Luangkan waktu untuk diri sendiri

Luangkan waktu beberapa menit di tengah kesibukan untuk bersantai dan meregangkan badan, menikmati secangkir teh atau coklat hangat bisa memperbaiki mood dan menenangkan pikiran. Tarik nafas panjang dari hidung dan buang dari mulut beberapa kali.

Usahakan tidur cukup di malam hari

Pikiran tentang pekerjaan yang belum selesai, kadang kala mengganggu pikiran sehingga tidak bisa tidur. Maka dari itu sebelum tidur usahakan untuk menenangkan pikiran terlebih dulu, minum secangkir susu hangat, atur suhu ruangan, dengarkan white noise, dan jangan lupa untuk berdoa sebelum tidur. Orang dewasa usia produktif butuh tidur selama 7-8 jam setiap hari.

Buat jadwal

Buat jadwal harian tentang apa yang akan kamu lakukan hari ini, dan usahakan untuk konsisten dalam mengikuti jadwal.

Jangan mengukur kebahagiaan diri sendiri dengan melihat orang lain

Kunci kebahagiaan adalah rasa syukur, apa pun hasilnya dan apa pun yang bisa kamu capai hari ini teruslah bersyukur kepada Tuhan. Dengan begitu kamu tidak akan merasa iri dengan keberhasilan orang lain.

Toxic productivity paling sering terjadi karena persaingan di dunia kerja dan juga iri dengan orang lain. Jadikan kesuksesan orang lain sebagai motivasi untuk maju, bukan untuk memforsir diri sendiri. Kapasitas setiap orang itu berbeda jadi lebih hargai dirimu sendiri dan bekerjalah sesuai dengan kemampuan.

Sumber:

https://www.kompasiana.com/erica12121/61e7ce6a06310e48b9765de2/bahaya-toxic-productivity-kenali-ciri-penyebab-dan-cara-mengatasinya?page=2

https://www.halodoc.com/artikel/awas-toxic-productivity-yang-rentan-terjadi-pada-pekerja

Leave a Reply